kenali lebih jauh

Selasa, 14 Februari 2017

Mengenal Kotoran Telinga dan Cara Menanganinya




Setelah sekian lama vakum menulis, akhirnya penulis membuka lagi blognya yang tampak sudah seperti prasasti, usang dan berdebu. hari ini penulis akan posting sedikit hal-hal yang berbau serius. Sekali-sekali tak apalah. Tujuannya sebenarnya sedikit untuk mengedukasi pembaca tentang bidang ilmu penulis. Bagi yang baru membaca blog ini, sekedar informasi, penulis adalah seorang dokter yang mungkin salah jurusan hahaha. Sekarang penulis sedang fokus pada bidang ilmu THT-KL (Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leher). Kenapa? Gak ada alasan khusus, cuma iseng aja. Artikel ini sebenarnya sudah di terbitkan oleh penulis di harian Fajar Bali edisi 27 Januari 2017.
Telinga adalah organ tubuh manusia yang memiliki peran sebagai indera pendengaran serta fungsi menjaga keseimbangan. Telinga terbagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar yang terdiri atas daun telinga, liang telinga, dan gendang telinga; telinga tengah yang terdiri dari tulang-tulang pendengaran dan tuba eusthacius yang menghubungkan telinga dengan hidung dan tenggorok; serta telinga dalam yang berisikan rumah siput sebagai bagian yang penting dalam proses pendengaran manusia. Sama halnya dengan organ lainnya, telinga juga membutuhkan perawatan untuk mendapatkan fungsinya secara optimal. Pengetahuan yang kurang tentang perawatan telinga, khususnya cara membersihkan telinga yang tepat dapat menyebabkan terganggunya fungsi vital telinga.
Kotoran telinga adalah substansi lengket berwarna kekuningan sampai coklat, yang ada di liang telinga. Substansi ini adalah produksi alami dari kelenjar minyak dan modifikasi kelenjar keringat di dalam telinga yang justru sebenarnya berfungsi melindungi telinga. Kotoran telinga berperan memerangkap debu, mencegah masuknya benda asing seperti serangga ke dalam telinga, membersihkan gendang telinga serta berfungsi sebagai anti bakteri dan anti jamur. Telinga memiliki mekanisme sendiri untuk membersihkan diri dari kotoran. Gerakan menguyah saat makan, dan menguap merupakan mekanisme yang menggerakkan kotoran keluar dari liang telinga. Kotoran telinga sebenarnya tidak akan menyebabkan gangguan jika berada pada kadar yang tepat. Namun pada beberapa orang, produksi kotoran telinganya berlebihan, sehingga menimbulkan gangguan seperti gatal, rasa tersumbat, hingga terganggunya fungsi pendengaran. Lalu bagaimana cara membersihkan telinga yang tepat?
Pada dasarnya kotoran telinga dalam keadaan normal tidak perlu dibersihkan, karena telinga dapat mengeluarkan kotoran telinga secara rutin melalui gerakan mengunyah dan menguap. Pemahaman yang kurang menyebabkan orang sering kali melakukan pembersihan telinga yang tidak tepat yang malah menyebabkan masalah baru. Penggunaan cotton bud, lidi yang dilapisi kapas, klip kertas, jepit rambut atau barang-barang lainnya untuk membersihkan telinga justru berisiko merusak saluran atau gendang telinga. Selain itu, alih-alih berhasil dikeluarkan, kotoran telinga dapat berisiko makin mengendap di saluran telinga, yang malah menyebabkan masalah yang lebih besar seperti terdesaknya gendang telinga, gangguan fungsi pendengaran dan rasa tidak nyaman pada liang telinga.
Penggunaan cotton bud sendiri secara rutin sering menyebabkan lecet, robekan dan iritasi pada liang telinga yang dapat menimbulkan infeksi pada telinga luar. Pada banyak kasus, penggunaan cotton bud secara tidak baik menyebabkan kapas tertinggal di dalam telinga sehingga perlu penanganan khusus ke dokter untuk mengeluarkannya. Memasukkan cotton bud terlalu dalam juga kerap menyebabkan robeknya gendang telinga yang selanjutnya mengurangi fungsi pendengaran.
Penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga hanya disarankan pada daun telinga dan bagian terluar liang telinga yang dekat dengan daun telinga. Tidak disarankan membersihkan telinga sendiri, karena dapat menyebabkan cotton bud masuk terlalu dalam. Kotoran telinga yang sudah tampak di luar dapat dikeluarkan dengan cotton bud, dengan meminta bantuan kepada orang terdekat. Tidak disarankan juga menggunakan benda-benda berbahaya untuk mengorek telinga seperti batang korek api, bulu ayam, pensil atau alat tulis lain, serta benda-benda logam seperti jepit rambut, peniti atau kunci.  Idealnya membersihkan telinga cukup 2- 3 kali setahun. Periksakan telinga ke dokter THT setiap 6 bulan untuk melihat ada tidaknya penumpukan kotoran telinga, atau jika telinga terasa tidak nyaman.
           Kotoran telinga bukanlah penyakit. Pemahaman yang tepat tentang cara membersihkan telinga akan membuat telinga dapat berfungsi secara optimal. Mari menjaga kesehatan telinga dengan membersihkan kotoran telinga dengan tepat. Tepat waktunya, tepat alatnya dan juga tepat caranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar