kenali lebih jauh

Minggu, 30 Juli 2017

MANAJEMEN STRES PRIBADI









Disadari ataupun tidak, stres selalu muncul dalam dinamika kepribadian seseorang. Hampir setiap hari stressor dari berbagai sumber mendatangi kita, hanya saja beraneka ragam respon yang ditunjukkan setiap orang mengakibatkan seolah-olah stres tidak setiap hari muncul. Semua hal yang memberikan tekanan dan menuntut perubahan adalah stressor.
Dapat penulis katakan bahwa istilah stres lebih mudah mengalaminya daripada mendefinisikannya. Dikatakan demikian karena semua merasakan tekanan-tekanan, tuntutan-tuntutan, dan ketergantungan yang nampak datang beriringan dengan pekerjaan kita, jadi dalam level personal kita semua tahu apa itu stres, tetapi pada level analisis kita mungkin memiliki beberapa kesulitan.
Mikhail (1981) mengajukan suatu definisi stres sebagai : “a state which rises from an actual or perceived demand capacity imbalance in the organ’s vital adjustment actions and which is partially manifest by a non-specific responses.” Dapat diartikan bahwa stres merupakan suatu keadaan yang timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak seimbang, baik nyata maupun dirasakan, dalam tindakan-tindakan penyesuaian organ dan yang sebagian diwujudkan oleh respon yang tidak spesifik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia stres adalah (1) gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar; (2) ketegangan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa stres merupakan kondisi yang memerlukan adaptasi atau penyesuaian terhadap perubahan dimana respon yang terjadi seringkali bersifat tidak spesifik.
Stres dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dalam keadaan apapun. Apabila ditinjau dari segi kuantitas stressor yang datang, setiap saat anda merasakan stres. Namun apabila ditinjau dari segi personal, tidak sedikit orang yang sangat jarang merasakan dan menunjukan dirinya dalam keadaan menghadapi stres. Hal ini dikarenakan tidak semua stressor yang datang akan dipersepsikan oleh individu. Banyak faktor yang mempengaruhi munculnya keadaan stres pada diri seseorang, termasuk di dalamnya adalah kepribadian seseorang, jenis stressor yang datang, maupun mekanisme munculnya stressor.
Tingkat stres yang ditimbulkan pada setiap orang berbeda sesuai dengan kematangan pribadi yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain :
1.       Kontrol
keyakinan bahwa seseorang memiliki kontrol terhadap stressor yang mengurangi intensitas respons stres.
2.       Prediktabilitas
stresor yang dapat diprediksi menimbulkan respons stres yang tidak begitu berat dibandingkan stresor yang tidak dapat diprediksi.
3.       Persepsi
pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat ini dapat meningkatkan atau menurunkan intensitas respons stres.
4.       Respons koping
ketersediaan dan efektivitas mekanisme mengikat ansietas dapat menambah atau mengurangi respons stres.
Tidak ada cara yang paling baik dalam mengendalikan dan mengatasi stres untuk semua orang. Setiap pribadi memiliki cara yang unik dalam menemukan jalan terbaik melakukan manajemen stres. Hal ini hanya bisa didapatkan dari proses pembelajaran, antara lain dari pengalaman menghadapi berbagai kondisi stres dan perkembangan kondisi mental seseorang. Telah banyak terbukti berbagai pengalaman dan stressor yang dialami seseorang dalam kehidupannya berhasil membentuk pribadi yang dewasa, matang, dan semakin siap menghadapi stres itu sendiri.

“Jangan pernah menyesal menerima tekanan atau stres, karena itu merupakan bagian dari pembelajaran pematangan kepribadian”


Melalui pemaparan dalam tulisan ini, penulis ingin menekankan beberapa hal yang dapat dijadikan renungan sebagai basis aplikasi nantinya, antara lain :
·         Stres bukan berarti segala hal yang selalu bersifat negatif, melainkan sesuatu yang dapat kita arahkan sesuai kematangan pribadi. Hindarkanlah pribadi anda dari keterbelengguan terhadap stres karena sesungguhnya stres merupakan sesuatu yang dapat kita tentukan sendiri.
·     Informasi yang tertera dalam tulisan ini bertujuan untuk membuka wawasan pembaca tentang stres sehingga dapat menemukan sendiri metoda terbaik melakukan manajemen stres dalam dirinya. Jangan batasi hati and pikiran anda terhadap berbagai kemungkinan stres yang akan anda hadapi, kesadaran untuk jujur terhadap keteguhan hati untuk mau belajar dari segala pengalaman adalah salah satu kunci.
·     Temukanlan manajemen stres terbaik untuk diri anda dan jadilah pemimpin dengan pribadi yang matang.

"Stress is not what happens to us. It's our response TO what happens.

And RESPONSE is something we can choose."

 -Maureen Killoran -


TANDA-TANDA PRIBADI YANG TERBELENGGU DALAM STRES
1.       Fisik
a.    Jangka pendek (sakit kepala, sakit punggung, jantung berdebar, sakit perut)
b.    Jangka panjang (tekanan darah tinggi dan berbagai kondisi kronis lainnya)
2.       Pikiran
a.    Bicara negatif kepada diri sendiri (tidak bisa, mengerikan, menakutkan)
b.    Konsentrasi – proses berpikir terganggu, ingatan, kebingungan
3.       Tingkah laku/ kebiasaan
a.    Perubahan pola tidur
b.    Penyalahgunaan unsur-unsur narkotika/obat terlarang, alcohol, merokok, kafein/kopi
c.     Gangguan pola makan
4.       Hubungan interpersonal
a.    Menarik diri
b.    Cepat marah, suka murung
5.       Rohani, berupa ketidakpercayaan terhadap Tuhan.
6.       dll

TIPE KEPRIBADIAN YANG RENTAN TERKENA STRES
Sebelum beranjak untuk menemukan bagaimana manajemen stres terbaik untuk diri anda, sadarilah tipe kepribadian yang ada pada diri anda.
  •  Ambisius, agresif dan kompetitif (suka akan persaingan).
  • Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional).
  • Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan (over confidence)
  • Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam.
  • Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).
  • Pandai berorganisasi, memimpin dan memerintah (otoriter).
  • Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.
  • Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak rileks), serba tergesa-gesa.
  • Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila tidak tercapai maksudnya mudah besikap bermusuhan.
  • Tidak mudah dipengaruhi, kaku (tidak fleksibel).
  • Bila berlibur pikirannya ke pekerjaannya, tidak dapat santai.
  • Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali.

Jangan terlalu cepat merasa berkecil hati apabila anda adalah salah satu pribadi yang tercantum di atas karena ini adalah berdasarkan temuan yang sering terjadi di masyarakat. Adalah sangat mungkin bagi anda untuk memanajemen berbagai stressor yang datang untuk mencapai hal yang positif, bahkan apabila pribadi anda adalah salah satu dari jenis di atas. Setidaknya anda dapat memanfaatkan kelebihan pribadi anda untuk menunjang kekurangan terutama terhadap respon stres. Walaupun memerlukan waktu yang lama, kepribadian dapat belajar beradaptasi terhadap berbagai keadaan. Apabila anda menyadari hal itu dan memilih untuk melakukan perubahan terhadap kepribadian anda, sekarang adalah saat terbaik untuk memulai.

PRINSIP MANAJEMEN STRES
Sebuah paradoks muncul ketika stigma buruk sebagian orang tentang pengertian stres dihadapkan pada kemungkinan untuk melakukan manajemen untuk menghasilkan output yang positif. Stigma ini diperburuk ketika seseorang menyebut sesuatu hal sebagai stres hanya untuk respon negatif terhadap tekanan, sedangkan respon positif yang mungkin tidak kalah banyaknya muncul hanya berlalu begitu saja tanpa diberikan label akibat dari stressor. Disadari ataupun tidak, stres yang muncul sangat dipengaruhi oleh stigma dan pengertian anda terhadap stres itu sendiri.
Berikut merupakan model sederhana yang berhubungan dengan stres tersebut (Sweeney & McFarlin, 2002:254-259):

STRESSOR-STRESSOR --> PERSEPSI --> REAKSI-REAKSI STRES


Timbulnya reaksi stres berawal dari berbagai stressor yang datang. Segala macam hal yang memerlukan penyesuaian, entah yang datang dari internal maupun eksternal akan melalui berbagai proses dalam diri sampai nantinya tidak semua stressor yang datang akan terpersepsikan dan diekspresikan dalam bermacam-macam reaksi. Baik proses masuknya stressor sampai terjadi persepsi maupun dari timbulnya persepsi sampai ekspresi diri dalam berbagai reaksi sangat tergantung pada kematangan kepribadian seseorang.
Selanjutnya Sweeney dan McFarlin mengemukakan ada 3 hal yang dapat menyebabkan dan meningkatkan stres terutama dalam pekerjaan, yaitu :
  1. Pekerjaan itu sendiri
Setiap pekerjaan memiliki kadar stressor tersendiri. Semakin tinggi resiko suatu pekerjaan, semakin besar tingkat stressornya. Berikut dapat penulis jabarkan beberapa jenis pekerjaan beserta bobot stressornya masing-masing berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat.
Peringkat
Pekerjaan
Skor Stres
1
Presiden
176,6
2
Pemadam kebakaran
110,9
3
Eksekutif senior
108,6
6
Dokter bedah
99,5
31
Pengacara
64,3
33
Dokter umum
64,0
67
Psikolog
50,0
119
Ekonom
38,7
173
Akuntan
31,1

2.       Faktor Kepribadian
Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, kepribadian seseorang setidaknya turut mempengaruhi kualitas dan kuantitas stres yang terjadi. Sebagai perbandingan pribadi yang sensitif tentunya akan menunjukkan reaksi yang sangat berbeda terhadap stressor yang dihadapi.
3.       Perubahan
Ancaman terhadap zona nyaman yang memerlukan penyesuaian. Ada tipe orang yang merasa termotivasi dalam tekanan perubahan dan ada pula tipe yang tertekan dan terbelenggu dalam suasana perubahan tersebut.

5 TIPS MENJALANI MANAJEMEN STRES
Stres dikalangan masyarakat memang bukan hal yang langka lagi. Dimana kita tahu, di kota-kota besar dengan berbagai macam kesibukan stres sering dialami. Orang yang mengalami stres biasanya akan mudah terserang berbagai penyakit yang otomatis dapat menurunkan etos kerja, oleh karena itu lebih baik kita mencegah atau menjauhkan diri dari stres yang negatif. Semua orang pasti pernah mengalami stres, mereka memiliki cara sendiri untuk menghilangkan stres. Jika kita berlarut-larut dalam stres, kita bisa terserang berbagai macam penyakit. Berikut ini adalah 5 tips menghadapi Stres yang mungkin dapat membantu anda.
1.       Stres adalah sesuatu yang normal.
Jangan pernah menolak stres karena stres pada dasarnya reaktif atau sesuatu yang terjadi karena dipicu oleh sesuatu misalnya karena beban pekerjaan, pelayanan, dsb. Stres adalah sesuatu yang muncul belakangan, tidak dapat dihindari tapi bisa diketahui. Melakukan sesuatu yang menimbulkan efek stres namun menghasilkan sesuatu yang berharga adalah lebih baik daripada tidak menghasilkan apa-apa, tidak berbuat sesuatu, dan akhirnya mengalami stres juga tapi dalam bentuk negatif.
2.       Stres adalah sesuatu yang bisa dikendalikan
Seberapa beratpun stres yang kita alami, itu bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Letak ketidakbisaan mengendalikan stres hanya pada ketidakinginan orang untuk menyelesaikan sumber penyebab stres. Ada saja orang yang cenderung ingin lari dari stres dan menganggapnya bahwa sedang tidak terjadi apa-apa. Ini justru akan mengakibatkan hal yang lebih buruk di hari-hari selanjutnya. Kendalikan stres hari ini dan jangan ditunda-tunda
3.       Pastikan stres disebabkan oleh tindakan kita yang positif
Seperti yang penulis sudah sebutkan sebelumnya bahwa stres bukanlah aksi melainkan reaksi. Jadi pastikan bahwa stres dihasilkan dari sesuatu yang sifatnya positif misalnya karena menyelesaikan pekerjaan yang sedikit lebih rumit. Kita mengalami stres sebentar tapi akhirnya pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
4.       Jadikan stres sebagai sahabat yang baik.
Ini sangat bergantung dari cara kita melihat stres yang timbul. Apakah stres yang timbul akan membuat kita lemah atau justru semakin gesit dan pintar. Stres seharusnya membuat kita makin kaya pengalaman dan pengetahuan. Stres adalah sesuatu yang dapat menjadikan kita makin kreatif dan inovatif. Banyak cerita menarik dibalik penemuan para ilmuwan yang terkenal yang sebelumnya mengalami stres akhirnya mendapatkan jawaban dari penelitian-penelitian mereka. Sebut saja Archimedes, Thomas A. Edison, Wright Bersaudara, Henry Ford bahkan Bill Gates.
5.       Kenali ciri-ciri stres yang berlebihan
Otak yang tidak pernah digunakan akan mengakibatkan pemikiran menjadi tumpul. Stres menjadikan otak kita lebih fungsional dan maksimal. Stres menyebabkan peredaran darah di otak lebih lancar namun stres kalau sudah melebihi batas justru akan menjadi bumerang kepada orang tersebut. Stres yang berlebihan mengakibatkan kontraproduktif, malas, cuek dan tidak pengertian. Stres yang tidak terkendali akan menghasilkan konsekwensi yang sangat berbahaya bukan hanya bagi orang tersebut tapi juga bagi orang lain. Jadi, cara mengenali stres yang berlebihan adalah dengan melihat ciri-ciri yang ditimbulkannya. Ciri positif, berarti stres menghasilkan sesuatu yang baik sedangkan sebaliknya jika hanya menghasilkan ciri negatif itu berarti stres tersebut adalah stres berlebihan.
Sudahkah anda mendapatkan gambaran mengenai manajemen stres yang ideal bagi pribadi anda? Apabila ya, latihlah terus kemampuan anda karena kematangan pribadi menghadapi stres tidak akan bisa didapatkan hanya dengan membaca teori manajeman stres. Sedangkan apabila anda belum menemukan metoda yang tepat, kenalilah diri anda lebih jauh lagi, selami kembali aspek-aspek yang mungkin belum pernah anda datangi sebelumnya. Dengan demikian anda akan lebih mengetahui kapasitas dan kemampuan diri menghadapi tekanan.
Satu hal yang menurut penulis penting adalah : bukan seberapa pandainya anda setelah membaca tulisan ini yang membuat anda menjadi pribadi yang matang menghadapi stres, melainkan seberapa sering pribadi itu dilatih yang membuat semua itu mungkin. Stres adalah baik bagi anda yang menyadari akan potensinya melatih pribadi anda, tetapi stres berlebihan bukan merupakan jawaban terbaik.




DAFTAR PUSTAKA
Sweeney, Paul D. & McFarlin, Dean B. 2002. Organizational Behavior: Solution for Management. International Edition. McGraw Hill Inc.
Novianti, Putu Astri. 2009. Stress Management. Modul LKMM Fakultas Kedokteran Unud tahun 2009.
Sriati, AAT. 2008. Tinjauan tentang Stres.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar